26.12.11

Komunikasi massa

        
Komunikasi massa adalah suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan melalui media massa. Dalam hal ini redaksi media massa berfungsi sebagai sumber dan masyarakat pembaca, pendengar atau pemirsa menjadi khalayak dari media massa tersebut.


Dalam aktivitas komunikasi massa terjadi suatu proses decoding, interpreteting dan encoding. Yaitu suatu proses yang terjadi pada diri redaksi suatu media massa yang meliputi kegiatan membaca pesan yang diterima dari pengirim berita, memaknai pesan yang dikirim tersebut dan kemudian membentuk pesan yang akan disampaikan pada khalayak. Sebagai contoh. Ketika media massa menerima informasi tentang adanya bencana alam Tsunami di Aceh, redaksi media massa menginterpretasikan berita tersebut sebagai suatu bencana nasional yang sangat memprihatikan dan memerlukan bantuan dari seluruh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, media massa kemudian membentuk atau membuat berita yang di dalamnya mengupas tentang bencana Tsunami dan himbauan-himbauan agar masyarakat mau mengulurkan bantuannya ke pada masyarakat Aceh yang terkena bencana Tsunami. Berita yang dibuat tersebut kemudian disebarkan ke seluruh masyarakat Indonesia melaui siaran berita. Sehingga seluruh masyarakat Indonesia mengetahu bahwa telah terjadi bencana alam tsunami di Aceh.

Dalam komunikasi massa, proses decoding, interpreteting dan encoding sebenarnya tidak hanya terjadi pada pihak pengelola media massa (redaksi media massa), namun juga terjadi pada diri khalayak. Khalayak dalam menerima berita juga akan melakukan proses membaca/melihat/mendengarkan pesan, menginterpretasikan pesan dan membentuk pesan. Proses membaca, menginterpretasikan dan membentuk pesan ini sifatnya subjektif. Artinya bahwa setiap khalayak media massa belum tentu memiliki pemaknaan yang sama untuk suatu pesan yang sama. Sebagai contoh ketika media televisi pertama kali menyiarkan suatu acara hiburan dengan memunculkan artis dangdut pendatang baru yang populer karena goyangannya, ternyata menimbulkan berbagai reaksi di kalangan masyarakat. Di satu sisi, ada masyarakat yang menginterpretasikan bahwa goyang yang dilakukan artis tersebut adalah suatu seni, dan ketika terjadi pro dan kontra atas goyang yang ditampilkan artis tersebut, maka kelompok masyarakat ini menjadi kelompok yang menyetujui dan memberi apresiasi terhadap artis tersebut. Sementara di sisi lain, ada masyarakat yang menginterpretasikan gaya tersebut sebagai suatu bentuk pornografi, sehingga mereka menyampaikan protes dan menolak untuk menyaksikan pementasan sang artis di manapun berada.

Dari ilustrasi di atas dapat kita simpulkan bahwa suatu pesan yang disampaikan melalui media massa belum tentu akan diterima dan diinterpretasikan sama oleh seluruh masyarakat. Oleh karena itu, masalah proses komunikasi yang melibatkan unsur decoding, interpreteting dan encoding perlu menjadi perhatian redaksi media massa bila mereka mengaharapkan adanya penginterpretasian atau pemaknaan yang sama pada diri khalayak terhadap pesan yang disampaikan.

No comments:

Post a Comment